Lahir di Jangkat Menikah di Turki

Perjalanan Cinta Gadis Jangkat yang Dipersunting Pria Turki dan Menikah di Kota Istanbul

Potret pernikahan Nezha dengan Sinan Of di Kota Istanbul, Turki.
Potret pernikahan Nezha dengan Sinan Of di Kota Istanbul, Turki. /


MERANGIN,beritajam.net - Baru baru ini dunia maya cukup heboh atas pernikahan warga Merangin di Kota Istanbul, Turki. Betapa tidak, cukup asing terdengar warga asal bumi tali undang tambang teliti menikah dengan pria penghuni Benua Eurasia.

Soal bahasa dan adat budaya tentu jauh beda, namun bagi gadis Jangkat pemilik nama Eza Hurmi Yenti yang kerab sapa Nezha ini bukan penghalang untuk menyatukan dua hati insan yang keberadaanya 'bak garam di laut asam di gunung'.

Nezha bersama orang tuanya tinggal di Simpang Danau Pauh, Desa Pulau Tengah kecamatan Jangkat, kabupaten Merangin Provinsi Jambi dan ia putri kedua dari empat bersaudara buah hati pasangan Bahtiar dan Susronisia.

Dara kelahiran Muara Madras 7 Juli 1991 ini telah resmi menyandang status sebagai istri dari seorang pemuda ganteng pemilik hidung mancung asal Istanbul kota terpadat di Turki. Suaminya bernama Sinan Of kelahiran 34 tahun silam.

Sebelum memutuskan merantau dan tinggal di Istanbul bersama sang pujaan hati, Nezha sebelumnya telah menuntaskan jenjang pendidikan tingginya di STKIP YPM Bangko, salah satu kampus ternama ketika itu, ia mengambil jurusan Bahasa Inggris.

Hanya saja, ketika setamat dari SMA 9 Merangin di Jangkat ia tak bisa langsung mengenyam pendidikan tinggi, Nezha sempat 'ngangur' selama dua tahun, itu bukanlah keinginannya namun kondisi ekonomi keluarga yang tak mengizinkan langsung kuliah.

Alasannya, karena Nehza masih ada kakak kandung yang sedang kuliah di kampus yang sama dan harus ada yang mengalah. Sebagai perempuan dan adik ialah yang mengalah untuk bersabar melanjutkan studinya.

Selama nganggur apapun pekerjaan telah ia lakukan, terpenting baginya halal dan dapat menghasilkan uang agar bisa menabung untuk biaya kuliah. Dan pada tahun akademik 2011 alumni SDN 272/VI Danau Pauh ini terdaftar sebagai mahasiswa.

Diawal kuliah kata Nezha ia sepertinya belum menemukan jati diri, setelah kenal temannya kala itu ia ikut memilih bergabung dan menempa diri sebagai aktivis mahasiswa di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bangko.

Gadis yang sempat mengeyam pendidikan 2 tahun di MAN Bangko ini terbilang aktif sebagai aktivis mahasiswa dari kaum perempuan dan ia salah satu kader andalan HMI Cabang Bangko ketika itu.

HMI bagi Nezha telah banyak memberi pelajaran dan pengalaman, solidaritas di organisasi sungguh ia rasakan, bahkan mentalnya terasah sejak ia aktif di organisasi mahasiswa terbesar dan tertua di Indonesia ini.

"Aku tadinya hanya gadis kampung yang tidak tau apa-apa, Hanya di HMI keberanian dan mental-ku di asah, dan ini salah satu modal besar bagi perjalananku saat ini," ujarnya melalui pesan messenger dari kota Istanbul. Jum'at (29/1/2021).

Dan, setelah selesai kuliah serta wisuda Nezha memutuskan merantau ke Kota Batam provinsi Kepulauan Riau dan bekerja di kota itu selama 5 tahun, dan ia tidak pernah pulang ke Merangin- Jambi sejak pertama datang.

Dengan kemampuan bahasa Inggris yang seadanya dan keberanian yang menurutnya sudah cukup jadi faktor pendukung ketika travelling sendiri keluar negeri, ia mengawalinya ke Singapura, Malaysia dan Thailand.

"Sekarang aku sangat merasakan hikmah dari jurusan kuliah yang aku ambil dan organisasi HMI yang aku pilih," ungkap Nezha lagi.

Sebelum menemukan tambatan hatinya saat ini, ia mengaku sempat beberapa kali gagal dalam hubungan asmara selama melalang buana bahkan ia sempat hampir putus asa dalam hal urusan jodoh.

Namun satu hal menguatkan bahwa ia yakin tuhan punya rencana terbaik dalam urusan jodoh umatnya. Rasa hampir putus asa itu, ditambah lagi ia merasa selalu diserang dengan pertanyaan yang cukup menyayat hati sanubarinya.

"Selalu diserang dengan pertanyaan kapan menikah," kata Nezha.

Tetapi dibalik itu semua, ternyata kata Nezha benar bahwa skenario Allah lebih indah dari skenario kita, dia dipertemukan dengan jodoh yang jauh dari sisi jarak dan tak pernah terfikir dibenaknya selama ini.

Nezha pertama mengenal pria yang mendampingi hidupnya saat ini juga setelah dikenalkan oleh temannya sekitar akhir tahun 2018 silam. Dan ia membatah jika disebut kenal dengan Sinan Of via media sosial.

"Kalau orang suka jalan-jalan, jodoh nya juga ketemu di jalan ndo," kata Nezha menjelaskan.

Hanya saja, ketika ditanya secara detail pertemuan pertamanya di kota dan negara mana serta tahun berapa, Nezha masih menyimpannya rapat-rapat dan berjanji menjelaskannya melalui chanel youtube 'Nezha Ve Sinan Official' miliknya.

Tadinya kata Nezha mereka berencana menikah di bulan Juli 2020 di Jangkat, Merangin, ia pulang dari perantauan di Batam sebulan sebelum rencana pernikahannya agar dapat berkumpul dengan keluarga sebab setelah menikah bakal ikut suami.

Karena kasus pandemi covid-19 belum usai, sehingga ditunda bulan Agustus dan ternyata calon suaminya belum bisa masuk ke Indonesia dari Turki. Setelah berdiskusi bersama keluarga dan memutuskan dia yang harus terbang dan menikah di Istanbul, Turki.

"Itu adalah keputusan keluarga besar dua belah pihak. Tentu pernikahan saya sudah seizin orang tua bahkan saya di antar hingga ke kota Jambi, sebelum terbang ke Turki," ujar Nezha.

Lalu, saat ditanya sebagai anak perempuan siapa yang menikahkannya di sana?.

Nezha menjelaskan bahwa prosesi pernikahannya di Turki dilangsungkan dua kali, pertama namanya nikah imam, yang dinikahkan oleh pihak KUA jika dalam istilah Indonesia. Kedua nikah kenegaraan namanya, yang dinikahkan oleh pihak pemerintahan.

Sebelum ke Turki semua persyaratan dan dokumen untuk pengantar ke Kedutaan Besar RI sudah di lengkapi termasuk surat N1 smpai N10, lalu dokumen berbahasa Indonesia itu di translate ke bahasa Turki di Kedubes RI.

Nah, setelah di translate oleh pihak kedutaan kata Nezha itu lah dokumen yang di bawa untuk pengurusan pendaftaran pernikahan di Turkey secara negara, sehingga tak lama ia di sana dan dapat dilangsungkan pernikahan.

Siapa pihak keluarga yang menghadiri momen maha sakral itu?

"Pihak keluarga dari Indo tidak ada yang hadir, hanya saja kakak dari suamiku istrinya orang Indo juga, tepat nya dari Jakarta. Jadi mereka yang menemani sampai acara pernikahan selesai," kata Nehza lagi.

Nah, bagaimana pihak keluarga dapat menyaksikan prosesi pernikahan yang pertama dilangsungkan pada 8 November 2020 dan pernikahan kedua dilaksankan pada tanggal 12 Januari 2021 itu?.

"Hanya live facebook," singkatnya.

Usai menikah di Turki, Nezha bersama suaminya berencana pulang ke tanah air, dan akan melangsungkan pernikahan dan resepsi lagi, berhubung pandemi suaminya belum juga bisa masuk ke Indonesia karena visa turis.

"Insha Allah nanti kami pulang akan di adakan pernikahan dan resepsi kembali agar pernikahan kami diakui di dua negara," harapnya.

Namun untuk tinggal dan menetap kata Nehza, dapat ia pastikan tetap tinggal di Kota Istanbul Turki, dikarenakan suaminya bekerja di kota itu. Menariknya diceritakan Nehza selama tinggal di Turki ia menggunakan empat bahasa, pertama bahasa Inggris, kedua bahasa Turki lalu ketiga bahasa Indonesia.

"Nah ke empat bahasa Jangkat, itu kalau lagi marahan. Kan dia gak bisa translate di google, heee," ujar Nehza berkelakar.

Terakhir ketika ditanya, apakah tidak kesulitan dalam berkomunikasi dan menguasai bahasa negara setempat. Nezha mengaku tak menemukan kesulitan yang berarti, memang awal-awal terasa dan lama kelamaan ia mampu menguasainya.

"Karena dindo mudah menguasai bahasa bang, kalau sama mertua dan saudaranya saya full bahasa Turki," pungkasnya (*).

Reporter : Himun Zuhri