Mengenal Istilah 'Mosi Tidak Percaya'

Ilustrasi
Ilustrasi / Ist


Oleh : Himun Zuhri

OPINI,BERITAJAM.NET -- Kita sering mendengar kata mosi tidak percaya, meskipun sering terdengar, banyak diantara kita yang tidak tahu definisi dari kalimat 'sakral' tersebut dan itu termasuk saya.

Sekilas dapat kita artikan bahwa disaat mendengar kata-kata mosi tidak percaya tentu yang kita bayangkan oh, sekelompok orang atau sekelompok bawah tidak percaya lagi dengan atasan.

Terkadang sesederhana itu kita memberi definisi kata mosi tidak percaya, alam bawah sadar kita melanjutkan definisi itu, kalau bawahan sudah tak percaya atasan 'brabe' juga ni urusan.

Sementara kita tahu, atasan adalah pemimpin dan kepemimpinan dapat mempengaruhi bawahannya dalam bekerja, jika yang memimpin sudah di cap tak dapat dipercaya lagi alamat ni berbahaya.

Kalau boleh meminjam istilah salah satu pejabat eselon II di Merangin "Pemimpin itu nanti tetap punya senjata tetapi tidak punya pasukan" bagaimana mau menjalankan biduk birokrasi besar ini.

Sekedar renungan bagi kita semua, jika mosi itu dialamatkan kepada kita lebih baik kita maju dengan tertib dan mundur dengan teratur, sebab jika bertahan tak ada lagi harmoni di sana.

Apa itu Mosi tidak Percaya?

Istilah mosi tidak percaya pada dasarnya tidak cukup jika diartikan secara harfiah. Namun, jika merujuk pada KBBI, kata ‘mosi’ diartikan sebagai keputusan rapat, misal parlemen, yang menyatakan pendapat atau keinginan para anggota rapat.

Sementara itu, mosi tidak percaya diartikan dalam KBBI sebagai pernyataan tidak percaya dari DPR kepada kebijakan pemerintah.

Kapan istilah mosi tidak percaya dikenal?

Jika penulis rangkum dari berbagai sumber bahwa mosi tidak percaya alias motion of no confidence semula berakar dari tradisi politik di Parlemen Inggris.

Profesor sejarah dari University of Exeter Richard Toye menjelaskan bahwa mosi tidak percaya berlaku di dua lembaga dalam sistem politik Inggris, yaitu di dalam kepemimpinan partai dan Parlemen.

Dalam konteks Parlemen, mosi tidak percaya menandakan bahwa pemerintah kehilangan dukungan dari House of Commons.

Pemerintah harus mendapatkan kepercayaan dari House of Commons. Jika pemerintah telah kehilangan suara mayoritas di House of Commons, itu adalah isyarat kejatuhan bagi pemerintah.

Dalam konstitusi Inggris, pemerintah musti mempertahankan kepercayaan House of Commons. Jika tidak, pemerintahan dianggap tidak berjalan efektif.

Belum terang betul bagaimana mekanisme mosi tidak percaya pertama kali dibuat. Namun, setidaknya mekanisme yang mirip dengan mosi tidak percaya itu pertama kali terjadi pada 1742.

Kala itu, Perdana Menteri Robert Walpole mundur dari jabatannya setelah kalah dalam sebuah pemungutan suara di House of Commons.

Mosi yang secara terang disebut mosi tidak percaya terjadi pada 1782. Kala itu, House of Commons menyerukan mosi tidak percaya terhadap Perdana Menteri Lord North karena perilakunya selama perang dengan Amerika.

Mosi itu berhasil menjatuhkan Lord North dari kursi perdana menteri.

Kejadian 1782 itu lalu menjadi preseden dalam Parlemen Inggris. Pemerintah diharapkan atau diminta mengundurkan diri atau membubarkan diri jika mereka kehilangan kepercayaan Parlemen. Mosi tidak percaya lalu menjadi kelaziman dalam perpolitikan Inggris abad ke-19.

Kali terakhir mosi tidak percaya dari Parlemen mampu memicu pemilu di Inggris terjadi pada 1979. Kala itu, Perdana Menteri James Callaghan dari Partai Buruh menghadapi mosi tidak percaya menyusul kekalahan Referendum Devolusi Skotlandia.

Seruan mosi tidak percaya digalang oleh pemimpin oposisi Margaret Thatcher. Callaghan terpaksa mengadakan pemilihan umum yang akhirnya dimenangkan oleh Thatcher dan partainya (*).