Kadinkes Pertanyakan Kejadian 'Pilu' di RS Raudhah Bangko, drg. Sony: Hanya Miskomunikasi

Kepala Dinas Kesehatan Merangin drg. Sony Propesma, MPH
Kepala Dinas Kesehatan Merangin drg. Sony Propesma, MPH /


Penulis: Himun Zuhri | Beritajam.net | Berani Beda

MERANGIN,BERITAJAM.NET -- Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Merangin drg. Sony Propesma sempat menyayangkan kejadian di rumah sakit Raudhah Bangko yang terjadi pada Senin (20/6/2022) malam.

Bahkan setelah heboh soal kejadian ini Sony langsung mengkonfirmasi pihak rumah sakit melalui direktur Rumah Sakit Raudhah dr. Amelia pada Rabu (22/6/2022).

Baca Juga: Komisi II DPRD Merangin Akan Panggil Pihak RS Raudhah, M. Yuzan: Ini Menyangkut Soal Kemanusiaan

Kata Sony, ia mempertanyakan mengapa hal ini terjadi dan tidak memberi perhatian kepada anggota dewan yang telah bersedia memberi jaminan atas nama keluarga pasien. Apalagi dalam kondisi pasien meninggal.

Ia menjelaskan hasil komunikasi dirinya kepada direktur Raudhah hanya persoalan miskomunikasi saja dan tak ada niat pihak rumah sakit tak mau membantu anggota dewan.

"Kata direktur ke saya saat saya tanya mengapa ini terjadi, ini hanya miskomunikasi katanya, tidak ada niat untuk tidak membantu," ujar drg. Sony.

Miskomunikasi terjadi antara Mulyadi dengan pihak rumah sakit karena petugas jaga kala itu mengaku tak mengenal sosok politisi Golkar yang menawarkan jadi jaminan ini.

Petugas tak mengenal Mulyadi meskipun Mulyadi mengaku kenal dengan direktur RS Raudhah karena suami direktur rekan sejawatnya sesama anggota DPRD Merangin.

Namun, jelas Sony bahwa keraguan petugas seperti dijelaskan direktur kepadanya bahwa Mulyadi saat menyebutkan nama direktur salah dan tak sesuai nama aslinya.

"Petugas makin ragu dengan Mulyadi sebagai anggota dewan kata direktur dia salah menyebut nama direktur dia, jadi itu alasannya," jelasnya lagi.

Sebab saat kejadian itu, direktur memang tidak berada di rumah sakit. Dan ia mengaku selama ini sering membantu pasien soal biaya termasuk beberapa anggota dewan.

"Dia bilang banyak yang kenal dia bantu, bahkan ada yang minta kurang dia kurangi, termasuk dari anggota dewan," jelas Sony.

Diberitakan sebelumnya bahwa ada seorang pasien bayi dari Desa Nalo Baru Kecamatan Nalo Tantan yang berobat di RS Raudhah, setelah dirawat sekitar 6 jam akhirnya meninggal.

Pasien berumur 1 bulan 5 hari itu berobat jalur umum, diketahui biaya awal 2,5 juta namun setelah meninggal dan hendak membayar biaya menjadi 4,3 juta.

Menurut keterangan pihak rumah sakit karena ada tindakan medis vena seksi maka biaya menjadi bertambah dari estimasi semula.

Karena pasien tak punya uang sebesar 4,3 juta sehingga minta jaminan dengan anggota DPRD Merangin atas naman Mulyadi dari partai Golkar. Namun pihak rumah sakit tak terima jaminan atas nama Mulyadi sebab ia tak dikenali petugas.

Akhirnya untuk dapat membawa pulang jenazah bayi tersebut, pihak keluarga menjaminkan dan menitipkan satu unit sepeda motor Beat sehingga pihak rumah sakit bersedia melepas jenazah pulang.

Banyak pihak yang menyayangkan kejadian yang cukup pilu ini karena berkaitan dengan kemanusiaan dan kejadian ini viral terutama di media sosial (*).