Isyarat Serba Angka 4, Dibalik Meninggalnya Biyan Sang Ketua OSIS SMAN 5 Merangin

Suasana pemakaman almarhum Biyan Debi Hernanda
Suasana pemakaman almarhum Biyan Debi Hernanda /


MERANGIN,beritajam.net - Kini salah satu siswa inspiratif asal SMAN 5 Merangin, Biyan Debi Hernanda (17) telah tenang di alam sana. Sang juara Olimpiade Matematika yang mewakili Merangin ke Provinsi Jambi telah tiada.

Biyan tak kuat melawan ganasnya kangker tulang yang menggerogoti lutut kanannya, bahkan sang Ketua OSIS ini harus menjalani perawatan hingga operasi besar di RSUD Dr. Soemardi, Solo Jawa Tengah selama 4 bulan. Meski akhirnya ajal menjemput.

Baca Juga : Tangis Pilu Iringi Pemakaman Biyan, Sang Ketua Osis SMA Negeri 5 Merangin

Usai pemakaman almarhum Biyan, pihak keluarga saat dibincangi beritajam.net, pada Kamis (23/9/2021) menceritakan sesuatu diluar dugaan benar-benar terjadi pada detik-detik akhir kehidupan Biyan tentang isyarat angka serba 4.

Ketika itu sebelum berpulang. Biyan bercerita kepada pihak keluarga bahwa ia bermimpi didatangi oleh anak kecil. Anak kecil itu dalam mimpi almarhum memohon agar Biyan melakukan sesuatu.

Anak kecil tersebut meminta Biyan membagikan kue sebanyak 40 kotak yang isinya kue cokelat dan keju. Keduanya merupakan jajanan favorit Biyan semasa hidup.

Hal ini diceritakan langsung Ida Fitri ibu tercinta almarhum Biyan yang didampingi sosok sang ayah Imam Suhadak bertempat di kediamannya di Desa Pulau Tujuh (B4) Kecamatan Pamenang Barat.

"Mimpinya itu, dia diminta anak kecil untuk memberikan kue sebanyak 40 kotak", jelas Ida menceritakan mimpi sang anak diamini sang ayah.

Tak ingin menganggap itu hanya sebatas bunga tidur, maka Biyan menyampaikan hajatnya kepada keluarga dan pihak keluarga-pun langsung menunaikannya dan saat itu ia masih menjalani perawatan di RSUD Dr. Soemardi, Solo.

Sembari memenuhi hajat sang anak, pihak keluarga juga menggelar doa bersama dengan para tetangga di kediaman Munadi selaku Pakde Biyan di Desa Ngabean, kecamatan Bojo kabupaten Kendal, Jawa Tengah.

Rahasia Ilahi sungguh tiada yang tahu. Jika diingat sungguh amat menyayat hati. 40 kotak kue sudah dibagikan ke tetangga sekitar, sembari melantunkan ayat-ayat suci Al Qur'an".

Terhitung 1000 lafalan ayat kursi hingga 40 hari lamanya. Lebih menakjubkan lagi tepat di hari ke 40 itulah Biyan dipanggil yang kuasa dan berpulang ke Rahmatullah tepat pula pada pukul 4 sore.

"Oh iya, juga pas sekali di weton kelahirannya. Selasa Kliwon Biyan meninggal pukul 4 dirumah sakit," jelasnya lagi memberi tahu hari meninggal Biyan dalam kalender Jawa.

Dengan prestasi yang berhasil diraih Biyan, sehingga ayah almarhum menganggap bahwa putranya tak hanya milik keluarga, tapi milik warga Merangin karena pernah mewakili bumi tali undang tambang teliti ke tingkat provinsi.

"Biyan bukan hanya milik kami, tapi milik semuanya terutama masyarakat Merangin", tutur ayahnya dengan ikhlas.

Hal tersebut juga kembali diperjelas oleh seorang ibu yang sedari pemakaman berlangsung rapuh jua sendu raut wajahnya. Derai butir bening air mata membahasi wajah ayunya.

"Biyan itu paling deket sama bapaknya, jadi bapaknya yang tahu banyak tentang Biyan", pungkasnya terlihat menahan nafas di dada karena menanggung sesak nestapa kehilangan. (*).

Penulis : Fathuriyati Soleha
Editor : Himun Zuhri